Selasa, 11 September 2012

Tulisan dari bapak Profesor Hendra Gunawan tentang "Korporatisasi Pendidikan"


Tulisan dari bapak Profesor Hendra Gunawan tentang "Korporatisasi Pendidikan"

Sumber: http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan/files/2007/11/KORPORATISASI-PENDIDIKAN-YANG-DITUDUHKAN-ITU.pdf

KORPORATISASI PENDIDIKAN YANG DITUDUHKAN ITU
Oleh: Hendra Gunawan
Membaca jalan pikiran Mohammad Abduhzen, Direktur Eksekutif Institute for Education Reform, Universitas Paramadina, yang juga menjabat sebagai Ketua Litbang PB PGRI, dalam tulisannya "Korporatisasi Pendidikan" yang dimuat di Kompas, 30 Agustus 2012, saya terusik untuk  menanggapinya. Di samping untuk mempertanyakan logika yang ia pakai, saya juga merasa perlu untuk mengangkat persoalan pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan tinggi, secara lebih komprehensif, bukan sekadar kasus sebagaimana yang disoroti oleh Abduhzen.

Menurut Abduhzen, meskipun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menegaskan bahwa Pemerintah tak berkeinginan memprivatisasi pendidikan (www.kompas.com, 27 Maret 2012), “ide utama yang dikembangkan dalam UU BHP yang kini menjadi UU Pendidikan Tinggi ialah korporatisasi dan privatisasi lembaga pendidikan”. Pembaca tentunya mengetahui bahwa UU Pendidikan Tinggi yang dimaksud telah diundangkan sebagai UU No. 12 Tahun 2012, pada 10 Agustus 2012 yang baru lalu.

Abduhzen berpendapat bahwa “korporatisasi dan privatisasi lembaga pendidikan memang tidak dimaksudkan untuk mengalihkan kepemilikan sekolah dan perguruan tinggi (negeri) kepada perseorangan atau swasta.” Namun, ia kemudian meloncat ke kesimpulan, bahwa “hal tersebut secara gradual akan mengeliminasi peran Pemerintah dalam pembiayaan dengan mengidealkan sekolah dan perguruan tinggi mandiri.” Abduhzen seolah dapat meramal apa yang akan terjadi ke depan, tidak menghiraukan berbagai upaya Pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan pendidikan tinggi, misalnya dengan mengalokasikan dana Rp 7 triliun untuk dana abadi beasiswa pada tahun 2012 ini
(Kompas, 20 Juli 2012).

Yang lebih merisaukan, Abduhzen kemudian melanjutkan logikanya yang rapuh itu. Ia menulis, “Apabila terus dikembangkan, gagasan ini akan berdampak: pertama, tanggungan biaya masyarakat terus meningkat. Para pengelola pendidikan yang sedianya guru dan dosen bukanlah pebisnis andal. Kemampuan mereka mengoleksi dana terbatas dari orangtua murid/mahasiswa, paling jauh menyewakan aset. Adapun untuk transaksi besar ---pada kenyataannya--- mereka hanya diperalat oleh para pejabat, pebisnis, atau politikus.”

Dalam argumen di atas, Abduhzen telah menggunakan kasus untuk mengambil sebuah kesimpulan umum. Ketika menulis artikel ini, saya sedang berkunjung ke sebuah rumah sakit (swasta). Di rumah sakit ini ada bank, toko buku, toko roti dan makanan ringan, kedai makanan waralaba terkenal, dan lain-lain, yang pemiliknya bukan pihak rumah sakit tersebut. Pengelola rumah sakit menyewakan sebagian tempatnya kepada mereka untuk membuka usahanya di rumah sakit itu. Apakah saya kemudian dapat menyimpulkan, bahwa pengelola rumah sakit yang sedianya dokter dan suster bukanlah pebisnis andal, dan rumah sakit ini hanya diperalat oleh pebisnis?

Kedua, Abduhzen menyimpulkan, lagi-lagi tanpa argumen yang sahih, bahwa “mutu pendidikan akan merosot karena iklim akademis tergerus bisnis.” Lanjutnya, “kampus dan pengelolanya akan disibukkan oleh berbagai urusan niaga, yang tentunya lebih mengasyikkan, sehingga peningkatan kualitas terabaikan.” Sepertinya ia bisa merasakan dirinya berada di kampus yang ia maksud. Saya, sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi eks BHMN, bersama ratusan rekan dosen lainnya, pada kenyataannya, tidak pernah merasa disibukkan oleh berbagai urusan niaga, apalagi merasa bahwa urusan tersebut lebih mengasyikkan, yang membuat saya melupakan kualitas kegiatan tridharma saya.

Bila Abduhzen menyatakan bahwa “situasi ini kini mulai dirasakan bukan saja dengan hadirnya kios, kafe, dan mal di dalam kampus, melainkan juga berkembangnya logika dan kosakata dagang, seperti daya saing, standardisasi, sertifikasi ISO, kualitas tergantung harga, dan lain sebagainya,” hal tersebut juga terjadi di rumah sakit yang saya kunjungi tadi. Mengapa kehadiran kios dan kafe tidak dipandang sebagai upaya untuk membuat kampus lebih nyaman, dan standardisasi sebagai upaya penjaminan mutu, yang saat ini merupakan kebutuhan?

Yang mencengangkan saya, Abduhzen juga menyimpulkan bahwa “roh pendidikan akan pudar. Interaksi pembelajaran sebagai proses humanisasi ---mencerdaskan dan membudayakan--- berubah menjadi relasi-relasi transaksional.” Ia seolah sedang memperingatkan kita, bahwa itulah yang terjadi di universitas swasta (baca: privat) di mana dosen datang mengajar lalu pulang --sangat transaksional.

Mohon maaf, saya di sini sedang menggunakan logika Abduhzen, bahwa privatisasi akan menyebabkan hal  tersebut. Bukankah universitas swasta merupakan lembaga privat, bentuk yang sedang dituju oleh lembaga yang sedang mengalami proses privatisasi yang ia bicarakan?

Keempat, ini yang paling absurd, Abduhzen juga menyimpulkan bahwa “korupsi akan tumbuh subur. Orientasi pendidikan menjadi materialistis, sementara pemerintah dan masyarakat yang menyubordinasikannya secara sistemis telah korup. Alhasil, ide-ide koruptif dengan mudah mengontaminasi lingkungan pendidikan.” Entah data apa yang dimiliki oleh Abduhzen, namun yang pasti ia mengabaikan fakta bahwa beberapa perguruan tinggi eks BHMN telah diaudit oleh akuntan publik dan mendapat status WTP.

Bila pun ada kasus, sekali lagi hanya kasus, apakah kesimpulan umum di atas sahih? Saya mengikuti perkembangan dari UU BHP ke UU Dikti, termasuk menyoroti beberapa pasal yang kontroversial dalam UU Dikti yang baru diundangkan itu. Terus terang, saya berada di pihak yang memperjuangkan otonomi perguruan tinggi, dan saya tidak puas dengan sejumlah pasal yang tidak sejalan dengan prinsip otonomi perguruan tinggi.

Sebutlah misalnya pasal 10 tentang klasifikasi rumpun ilmu. Ada apa koq rumpun ilmu diatur secara kaku dalam undang-undang? Bukankah itu adalah ranahnya akademisi, para skolar di perguruan tinggi? Dan bukankah ilmu berkembang terus, dengan semakin cepat?

Demikian pula urusan penyelenggaraan program studi (pasal 33), pelaksanaan penelitian (pasal 45-46), dan pengangkatan dosen tetap (pasal 71), yang sudah waktunya diserahkan kepada perguruan tinggi, selama perguruan tinggi tersebut telah disetujui pendiriannya, dan dari waktu ke waktu diakreditasi oleh Pemerintah dan lembaga lainnya.

Bila kita ikuti hasil survey internasional tentang kualitas ribuan perguruan tinggi yang ada di seluruh dunia, kita seharusnya menyadari bahwa perguruan tinggi kita jauh tertinggal dibandingkan dengan perguran tinggi di negara lain, bahkan dibandingkan dengan perguruan tinggi di negeri jiran Malaysia sekalipun. Berbagai ukuran kualitas dapat kita usulkan sebagai alternatif, namun rasanya kita tidak dapat berkilah atau menipu diri sendiri bahwa perguruan tinggi kita baik-baik saja.

Konon, perguruan tinggi mengemban misi tridharma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tapi tengoklah berapa banyak perguruan tinggi kita yang menunjukkan kinerjanya dalam penelitian? Saya tidak akan memperlihatkan datanya di sini, namun saya ungkapkan bahwa dari 3200 lebih perguruan tinggi yang ada di negara kita, hanya 54 yang terekam publikasi hasil penelitiannya di Scopus (http://www.scopus.com). Dari 54 perguruan tinggi tersebut, empat perguruan tinggi dengan jumlah publikasi terbanyak adalah perguruan tinggi eks BHMN. Dari 3000 lebih PTS, tak sampai 20 perguruan tinggi yang tercantum dalam data tersebut, itupun dengan
jumlah publikasi yang amat minim. (Bila pembaca penasaran, silakan tengok datanya di
blog http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan.)

Pertanyaannya kemudian, ada apa gerangan dengan perguruan tinggi kita? Tidakkah kita
ingin mempunyai perguruan tinggi yang berkualitas, sebaik UM di Malaysia atau NUS di
Singapura, bila tidak mau membandingkan dengan perguruan tinggi di AS atau Eropa. Di
antara perguruan tinggi yang ada, perguruan tinggi manakah yang dapat dipacu ke arah
sana? Apa yang harus dilakukan? Berapa biayanya? Siapa yang harus membayar?
Mengapa kita tidak bersatu-padu mewujudkan cita-cita founding fathers kita, untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan Indonesia sejahtera? Pendidikan
merupakan kunci pembangunan, demikian Wapres Boediono menulis di Kompas pada 27
Agustus 2012. Terlebih, pendidikan tinggi menjadi penentu apakah Indonesia dapat
bersaing pada abad Ekonomi Berbasis Pengetahuan ini.

Selama 12 tahun kita ramai mengutak-utik peraturan. Kapan kita bisa tenang berkarya?
Sepertinya koq ada yang tidak rela bila ada perguruan tinggi maju di negara kita.
Benarkah?***
Bandung, 1 September 2012

Senin, 27 Agustus 2012

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tentang Pendidikan Tinggi

Mari membaca undang-undang baru tentang pendidikan tinggi di Indonesia:
http://wiki.ee.itb.ac.id/display/SKITB/UNDANG-UNDANG+REPUBLIK+INDONESIA+NOMOR+12+TAHUN+2012+TENTANG+PENDIDIKAN+TINGGI

Pendidikan tinggi ini akhir-akhir ini mendapat sorotan dari banyak pihak karena dianggap pendidikan ini sangat mahal sehingga memberatkan masyarakat.

Kamis, 26 April 2012

Lautan Sepeda Motor Injeksi di Google

Adanya kompetisi blog "Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda" membawa akibat sampingan yang cukup merepotkan. Salah satunya adalah jadi agak susah mencari artikel tentang 'sepeda motor injeksi' yang bukan Honda. Jadinya jika kita ingin membaca artikel tentang sepeda motor injeksi dengan menggunakan kata kunci 'sepeda motor injeksi', yang muncul adalah sepeda motor injeksi honda, sedangkan merek lain seperti Suzuki, Yamaha, dsb tenggelam. Berikut ini contoh screenshotnya:

Jika kita ingin membaca artikel tentang sepeda motor injeksi, terpaksa pakai 'advanced search', yaitu meniadakan hasil pencarian yang mengandung kata kunci 'honda'. Berikut ini contoh hasil pencarian tersebut. Perhatikan penggunaan kata kunci '-honda' di search term:




Minggu, 22 April 2012

Nama domain blogspot dengan abjad Yunani


Salah satu kata yang sering dipakai untuk membuat nama blog adalah abjad Yunani (alpha, beta, gamma dan seterusnya).  Daftar abjad yunani dapat dibaca di http://en.wikipedia.org/wiki/Greek_alphabet

Αα Alpha Νν Nu
Ββ Beta Ξξ Xi
Γγ Gamma Οο Omicron
Δδ Delta Ππ Pi
Εε Epsilon Ρρ Rho
Ζζ Zeta Σσς Sigma
Ηη Eta Ττ Tau
Θθ Theta Υυ Upsilon
Ιι Iota Φφ Phi
Κκ Kappa Χχ Chi
Λλ Lambda Ψψ Psi
Μμ Mu Ωω Omega

Berikut ini alamat di blogspot yang memakai abjad yunani tersebut:

Sekian dulu tulisan nggak jelas ini :)


Senin, 02 April 2012

Kenapa Indonesia Impor Minyak



Ada 2 pertanyaan bagi saya:
- Kenapa Indonesia Impor Minyak
- kenapa tidak pakai gas saja, kan di Indonesia banyak gas.

Jawabannya:

#1 Menurut pak Wakil Menteri:
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/03/27/m1j3z8-bbm-murah-tak-cocok-untuk-indonesia-ini-alasan-wamen-esdm
pada 2011
- Indonesia memproduksi minyak sebesar 329 juta barel,
- mengekspor minyak mentah 132 juta barel,
- mengimpor minyak mentah 99 juta barel
- mengimpor BBM 182 juta barel,
- mengkonsumsi BBM 479 juta barel.
- "Secara total, Indonesia defisit sebesar 150 juta barel," ujarnya.

#2 Gas Indonesia sebagian besar sudah diekspor
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=1559&coid=2&caid=19&gid=4

Minggu, 01 April 2012

Budaya Keraton Yogya tahun 1800-an lebih 'sopan'

Beberapa waktu lalu membaca di twitter, ada orang yang berpendapat bahwa tari-tarian perempuan di keraton jogja baru ada di masa HB VII, pakaian model 'kemben' juga baru ada setelah kekalahan pangeran Diponegoro.

Pakaian wanita Yogya abad 19: (sumber: http://yfrog.com/z/h4u20iqtj)


Twit tersebut penulisnya Salim Fillah http://salimafillah.com/ https://twitter.com/#!/salimafillah

Sabtu, 31 Maret 2012

Diskusi Mengenai Tawaran PostDoc


Beberapa waktu lalu ada seorang kawan yang memposting adanya lowongan post-doc di MIT (http://nuit-blanche.blogspot.com/2012/03/postdoc-position-at-mit.html). Menariknya setelah itu terjadi diskusi cukup meriah dari berbagai pihak. Berikut ini beberapa pandangan yang sempat muncul dari para pelaku diskusi:
  • Timbul dorongan untuk menjalankan program post-doc di ITB sendiri, tentunya supaya manfaatnya bisa dinikmati oleh ITB. Namun demikian rupanya di ITB belum ada prosedur baku mengenai postdoc di ITB.
  • Mengingat tempat post-docnya di negara lain (Amerika), timbul pertanyaan, apa manfaat yang diperoleh jika orang Indonesia melakukan postdoc di MIT? Lebih-lebih lagi jika orang tersebut belajar (S1,S2,S3) dengan dukungan dana dari Indonesia, jika ternyata malah bekerja di luar artinya investasi belajar tersebut sia-sia (bagi Indonesia).
  • Dalam dokumen academic plan ITB 2011-2015 rupanya sudah ada rekomendasi supaya ITB menyediakan posisi postdoc untuk kepentingan penguatan riset ITB. Targetnya adalah 2 orang postdoc di setiap fakultas/sekolah sampai 2015.
  • Jika PhD di Indonesia melakukan postdoc ke MIT dapat menjadi brain-drain
  • Jika tidak ada perjanjian kerjasama tertentu dengan MIT, maka tidak ada gunanya bagi ITB untuk mengirimkan postdoc ke MIT.
  • postdoc di MIT manfaatnya adalah MIT mendapatkan tenaga kerja yang relatif murah. Bagi yang postdoc mendapatkan lingkungan kerja di MIT dengan gaji USD
Komentar khusus dari pak Ihsan Hariadi:
  • Program postdoc di US programnya benar-benar bersifat 'individual', bukan kerjasama resmi antar universitas.
  • Soal imbalan materi, kesan saya not-so-good, banyak yg complaint, pernah baca isue "PostDoc Slavery". Coba saja Google, masuk-kan kata kunci postdoc sl  ", kita baru mengeja huruf 'sl' saja mbah Google sudah langsung tahu 'isu' yg dimaksud:       'postdoc slavery'
  • Sudah sangat jelas, bagi Universitas di LN, PostDoc memang merupakan tenaga full-timer yg bisa di "enslave"         untuk membantu men-generate paper ( paper-generator ), yang dianggap lebih berpengalaman dibanding Ph.D students di kasih kontrak-nya juga hanya tahunan ... subject to reviews ...
  • Sedang bagi si PostDOc, memang itu ajang untuk meniti karir sebagai Tenaga Peneliti dan (terutama) bagi yang ingin menjadi Profesor di LN (US/Europe)

Catatan

Kamis, 29 Maret 2012

Komputer Mini Raspberry Pi


Raspberry Pi

Baru-baru ini ada yang membuat board prosesor miniatur bernama Raspberry Pi.



Prosesornya menggunakan ARM, dapat menjalankan Linux, namun yang paling menarik adalah harganya yang hanya USD 25 / USD 35. Sangat murah dibandingkan misalnya BeagleBoard xM yang harganya USD 149 atau BeagleBone yang harganya USD 89.


Harga Raspberry Pi untuk berbagai tempat di bumi

Namun demikian sayangnya permintaan akan benda ini luarbiasa besar, sehingga saat ini stoknya sudah habis, dan baru bakal ada lagi di sekitar bulan Juli 2012

Referensi:

Rabu, 28 Maret 2012

Faktor Ekonomi Kebun Binatang Bandung

Cikal bakal pasukan kavaleri gajah Bandung

Beberapa waktu lalu sempat ada wacana kebun binatang Bandung yang di jalan Tamansari dipindah ke tempat lain, kemudian tempatnya dipakai untuk perluasan ITB. Nah salah satu permasalahannya, kebun binatang ini memberikan pemasukan ke Pemda, sehingga kalau diganti dengan perluasan ITB, apakah pemasukan ke Pemda akan berkurang atau bertambah?

Saya tidak tahu berapa yang sanggup disetor ITB ke Pemda kalau tempat bonbin itu dipakai jadi laboratorium ITB, namun pemasukan saat ini dapat dihitung secara kasar sebagai berikut:

Pengunjung per tahun


Berikut ini sumber dari website resmi pemerintah Jawa Barat:
http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/2986

"BANDUNG-Kebun Binatang Tamansari Bandung, sampai saat ini masih menjadi salah satu tujuan wisata favorit untuk di kunjungi masyarakat, khususnya saat liburan siswa sekolah dan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri. Seperti yang terpantau Jabarprov.go.id, ribuan pengunjung dari berbagai daerah dan provinsi mendatangi wisata alam Kebun Binatang Bandung yang terletak di Jalan Taman Sari, Kota Bandung. Direktur Kebun Binatang Tamansari Bandung, Romly Sundara Bratakusuma menargetkan, tamu kunjungan yang datang pada tahun ini bisa mencapai 1, 5 juta lebih. “Biasanya pada liburan  seperti sekarang (Idul Fitri-red) pengunjung bisa tiga kali lipat weekand,” ujarnya. Romly memprediksikan, puncak pengunjung ke Kebun Binatang Tamansari Bandung akan terjadi pada hari ini, Sabtu (03/09) dan Minggu (04/09) besok, yang merupakan hari terakhir libur lebaran.

“Pada libur lebaran perharinya rata-rata mencapai 9 hingga 15 ribu, kalau  mendekati akhir liburan bisa lebih banyak lagi,” tuturnya. Menurut Romly, dengan hanya membeli tiket antara Rp15.500 hingga Rp20.500, pengunjung bis amenikmati berbagai hewan, pertunjukan hewan yang ditata sedemikian rupa sehingga akan terlihat aman dan nyaman selama dilokasi. “Kita sudah ditata ke arah yang lebih baik, baik itu untuk kenyamana para pengunjungnya maupun bagi penghuni kebun binatang itu sendiri, sesuai standar,” katanya. (Parno)"

Pengunjung libur Lebaran

Sumber dari website http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/kebun-binatang-bandung-diserbu-123-904-pengunjung
BANDUNG (bisnis-jabar.com): Jumlah pengunjung Kebun Binatang Bandung mencapai 123.904 orang selama satu minggu libur lebaran 2011 atau meningkat 30% dari momen yang sama tahun lalu.  Ade, pegawai Yayasan Margasatwa Tamansari, Bandung Zoological Garden, mengatakan jumlah pengunjung terbanyak terjadi pada Kamis lalu ( 1/9) atau H+2 Idulfitri. “Pada Kamis lalu bisa dikatakan sebagai puncak keramaian kebun binatang yang mencapai 35.266 pengunjung,” katanya  kepada bisnis-jabar.com hari ini. Dia mengatakan keramaian jumlah pengunjung selama libur lebaran akan berakhir hari ini dan kembali ramai lagi pada akhir pekan nanti (6/9 dan 7/9). Pantauan bisnisjabar.com wisatawan lokal terlihat masih memadati kebun binatang hingga siang tadi. Keramaian tersebut membuat lalu lintas sepanjang area Kebun Binatang tersendat. “Meski hari ini tergolong lebih sepi dibanding kemarin yang mencapai 9.379 pengunjung, namun jumlahnya tetap banyak jika dibandingkan hari biasa,” katanya. Dia memprediksi jumlah pengunjung kebun binatang mencapai 3.000 – 4.000 orang hari ini. (fsi)

Sumber dari metro News http://metrotvnews.com/read/news/2011/09/04/63604/Kebun-Binatang-Bandung-Targetkan-160.000-Pengunjung/6

Metrotvnews.com, Bandung: Ketua Yayasan Margasatwa Taman Sari (Kebun Binatang) Kota Bandung, Dadang Danumihardja optimis jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kebun Binatang hingga H+10 tembus 160.000 lebih pengunjung. Kepada wartawan di Bandung, Ahad (4/9) siang, Dadang mengatakan, tahun kemarin jumlah pengunjung kebun binatang mencapai angka tersebut tetapi untuk tahun 2011 ini diharapkannya bisa lebih. Hingga H+4, sudah ada 90.000 wisatawan yang berkunjung ke Kebun Binatang tersebut. Dengan begitu, jumlah penghasilan yang diperoleh yayasan tersebut hingga H+4 kemarin mencapai Rp1 miliar. Pasalnya, harga tiket masuk Rp20.000 untuk pihak yayasan, dan Rp500 untuk bulan dana PMI Kota Bandung. "Pada Sabtu kemarin ada 30.000 lebih wisatawan yang mengunjungi kebun binatang, dan diprediksi hari ini juga tidak jauh berbeda dengan hari kemarin total pengunjungnya," kata dia. Menurutnya, dari total 1.188 hewan yang ada di kebun tersebut, yang paling banyak menarik perhatian wisatawan ialah harimau, gajah, monyet dan ular.(Ant/****)

Kesimpulan

  • pengunjung per tahun sekitar 1,5 juta
  • harga tiket normal Rp 15000, tiket lebaran Rp 20000,-
  • pendapatan lebaran Rp 1 milyar
  • pendapatan per tahun sekurang-kurangnya 1,5 juta x 15000 =  22,5 milyar
  • jika diasumsikan pengunjung lebaran 160 ribu orang, dan selisih harga Rp 5000, maka ada tambahan 160 ribu x Rp 5000 = Rp 800 juta. Jadi pendapatan kotor per tahun = 22,5 milyar + 800 juta = 23,3 milyar.
Untanya cukup akrab dengan pengunjung

Referensi:



Senin, 26 Maret 2012

Konten Provider Nakal!

Content Priovider nakal rupanya ada juga di negeri seberang.
http://www.nytimes.com/2012/03/25/your-money/beware-of-cramming-on-your-cellphone-bill-the-haggler.html

Indikasi adanya emas batangan aspal berisi tungsten

Ada bukti kuat bahwa ada emas batangan yang ternyata isinya campuran emas dengan tungsten. Bagi yang sering jual beli emas batangan harap berhati-hati :)


Emas batangan yang di dalamnya berisi tungsten
Emas dan Tungsten memiliki berat jenis yang mirip-mirip. Emas berat jenisnya  19.30 g·cm−3 , sedangkan tungsten berat jenisnya  19.25 g·cm−3 . Jadi kalau diukur perbandingan volume dan beratnya, akan didapat hasil pengukuran yang sangat mirip.

Sumber: 

Minggu, 25 Maret 2012

Definisi Pendidikan yang mbulet

Di suatu milis saya mendapat informasi ada definisi pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang "agak aneh".

Berhubung penasaran, saya mendownload dokumen tersebut dari http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf

Pasal yang dimaksud rupanya begini bunyinya:

Pasal 17
(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pasal 18
(1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pertanyaan saya:
  • Jadi apa yang dimaksud dengan pendidikan dasar?
  • Jadi apa yang dimaksud dengan pendidikan menengah?

Sabtu, 17 Maret 2012

Cerita Rekayasa Tentang Hakim Dan Wanita/Nenek Pencuri Roti/Singkong

Dari facebook Gene Netto
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10150575281881598&id=321218826597

Cerita Rekayasa Tentang Hakim Dan Wanita/Nenek Pencuri Roti/Singkong

Assalamu'alaikum wr.wb.,
Sedang disebarkan lewat email dan BBM sebuah cerita rekayasa tentang
seorang hakim yang dengarkan kasus wanita (atau nenek tua) yang mencuri
roti (atau singkong). Menurut cerita yang disebut "kisah nyata", wanita
itu divonis bersalah mencuri roti karena anaknya sakit dan cucu lapar.
Lalu hakim menyuruh wanita itu bayar denda, tapi kumpulkan uang dari
para hadirin dan juga sumbang sendiri, sehingga wanita itu pulang
membawa uang sumbangan yang banyak.
Cerita ini adalah terjemahan dari kisah dalam bahasa Inggris, dengan
wanita itu berada di New York dan mencuri roti. Lalu ada yang membuat
versi baru di mana si nenek tua mencuri singkong di Prabumulih, Lampung,
dan hakim tetap kumpulkan uang untuk si nenek seperti dalam cerita pertama.
Kisah rekayasa yang pertama (dalam bahasa Inggris) menceritakan seorang
walikota New York, tahun 1930an, yang saat itu juga berhak menjadi
hakim. Walikota tersebut memang ada zaman dulu, tetapi menurut situs
Snopes.com (situs yang kumpulkan cerita rekayasa dari internet), tidak
ada bukti sama sekali bahwa kasus ini pernah terjadi. Alias ini adalah
cerita rekayasa yang hanya menggunakan nama orang yang pernah hidup
zaman dulu.
Lalu ada komentar dari beberapa orang "Nggak masalah disebarkan, karena
ada pesan moralnya". Mungkin saja, tetapi ini "dijual" sebagai kisah
nyata, padahal bohongan. Jadi nanti bisa saja diubah sehingga sang hakim
juga menyumbang rumah pribadinya, deposito 1 milyar, mobil pribadi dan
lain sebagainya. Apakah kalau kisah rekayasa ini ditambah-tambah terus
oleh banyak orang akan ada manfaatnya? Saya kira tidak ada. Apalagi
sudah diubah untuk menyebutkan nama perusahaan Bakrie Group, berarti
sudah menjadi fitnah dalam kisah barunya. Jadi, tidak usah disebarkan,
kecuali mau dijelaskan sebagai fiksi dan rekayasa yang tidak pernah terjadi.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto

[VERSI BARU YG MENGUBAH CERITA SEOLAH TERJADI DI INDONESIA]

HAKIM HEBAT DAN NENEK YANG DITUDUH MENCURI SINGKONG
Kasus tahun 2011 lalu di Kab. Prabumulih, Lampung (kisah nyata),……
diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk tercenung menyimak
tuntutan jaksa PU thdp seorg nenek yg dituduh mencuri singkong. Nenek
itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya
lapar,…. namun manajer PT Andalas kertas (Bakrie grup) tetap pada
tuntutannya, agar menjadi contoh bg warga lainnya.
Hakim Marzuki menghela nafas… [dan seterusnya..]

[VERSI LAMA, DARI KISAH REKAYASA DALAM BAHASA INGGRIS]:

KEPUTUSAN HAKIM
Cerita ini terjadi di kota New York pada pertengahan 1930an ketika AS
mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Di seluruh penjuru
kota , orang-orang miskin nyaris kelaparan. Di suatu ruang sidang
pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang
wanita yang dituduh mencuri sepotong roti. Wanita itu berdalih bahwa
anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah
meninggalkan dirinya.Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak
untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum
untuk menjadi contoh bagi yang lainnya.
Hakim itu menghela nafasnya…..[dan seterusnya..]

Mobil Listrik Perlu Magnet

Mau bikin mobil listrik tentu saja perlu magnet yang tokcer. Untuk bikin magnet seperti itu perlu logam dari jenis 'tanah jarang' ('rare earth'). Saat ini produsen yang aktif untuk logam ini mayoritas dari China, nah masalahnya ekspornya dibatasi dari sononya. http://spectrum.ieee.org/tech-talk/semiconductors/materials/complaints-over-chinas-rare-earth-export-policies-get-serious

Kamis, 15 Maret 2012

Semut Naik, Semut Turun


Selamat Trans Bandung

Selamat Trans Bandung


Ini adalah Selamat Trans Cabang Jalan  Suci, alamatnya:
USB YPKP FUTSAL  CENTER
Jl. PHH Mustofa No.70,
Suci - Bandung ( Di sebelah Universitas SANGGA BUANA)

Informasi lain tentang Selamat Trans ini dapat dibaca di http://coklat-tanpa-rasa.blogspot.com/2010/10/selamat-trans-travel-bandung-karawang.html


Jam Buka Restoran di Perancis

Baru tahu kalau jam Buka Restoran di Perancis adalah dari 12:00 sampai 14:00 (setidaknya di kawasan tertentu). Di luar waktu itu tidak terima pesanan. Akibatnya toko-toko lain juga jadinya ketat untuk urusan istirahat makan.


What ties in with the lunch break window is lunch at restaurants in France is between 12 and 2pm and I dare you to try and have lunch at any restaurant (outside a big city) before or after 12 to 2pm. I sat down at 11:45 at a sidewalk pizza joint 2 days ago while the place was open and the chef was having a beer with a friend. He came outside and told me I’m defying the laws of physics because “It’s not possible” and I need to come back later. He was very polite and now that I get it, I totally understand. 
Sumber: http://markmaunder.com/2011/10/14/working-culture-differences-between-france-and-usa/

Percobaan Wordpress

Eksperimen dengan wordpress 3.3.1: http://wordpress.iptekmania.com/

Istilah Pengundi Hantu

Di Malaysia ada istilah 'pengundi hantu' yang dipakai untuk pemilih fiktif dalam pemilihan umum. Keterangan lanjut dapat dibaca di http://ms.wikipedia.org/wiki/Pengundi_hantu

Kamis, 16 Februari 2012

Daftar Pendidikan Gubernur Bank Indonesia


Kantor Pusat Bank Indonesia
http://en.wikipedia.org/wiki/Bank_Indonesia
Berikut ini daftar pendidikan gubernur Bank Indonesia dari masa ke masa. Nampaknya yang terakhir dominan adalah lulusan FE-UI

No. Foto Nama Dari Sampai Pendidikan
1. Sjafrudin prawiranegara.jpg Mr. Sjafruddin Prawiranegara 1953 1958
  • ELS
  • MULO
  • AMS
  • S1 Hukum di UI
  •  Meester in de Rechten di Fakultas Hukum UI
2. Mr. Loekman Hakim 1958 1959
3. Mr. Soetikno Slamet 1959 1960
4. Mr. Soemarno 1960 1963
5. T. Jusuf Muda Dalam 1963 1966
6. Radius prawiro.jpg Radius Prawiro 1966 1973
7. Rachmat Saleh.jpg Rachmat Saleh 1973 1983
  • FE UI
8. Arifin siregar.jpg Arifin Siregar 1983 1988
  • Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, Belanda (1953-1956)
  • Universitas Munster, Jerman Barat (1958)
  • Universitas Munster, Jerman Barat (doktor, 1960)
9. Adrianus Mooy.jpg Adrianus Mooy 1988 1993
10. Soedrajad Djiwandono.jpg Sudrajad Djiwandono 1993 1998
  • Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada
11. Sabirin-dalam.jpg Syahril Sabirin 1998 2003
  • Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (1968)
  • Master bidang Ekonomi Pembangunan, Williams College, USA (1973).
  • Doktor bidang Ekonomi Moneter dan Internasional, Vanderbilt University, USA (1979) [REF]
12. Burhanuddin abdullah.jpg Burhanuddin Abdullah 17 Mei 2003 16 Mei 2008
  • S1 Pertanian Unpad 1974 [REF]
  • Dept. of Economics, Michigan State University, USA (1984).  [REF]
13. Boediono official vice presidential portrait.jpg Boediono 17 Mei 2008 16 Mei 2009
  • Bachelor of Economics di Universitas Western Australia
  • Master of Economics di University Monash
  • PhD di Wharton School, University of Pennsylvania
14. Miranda goeltom.jpg Miranda Gultom 17 Mei 2009 26 Juli 2009
  • S1 FE-UI [REF]
  • Master di Boston University
  • PhD di Boston University
15. Darmin nasution.jpg Darmin Nasution 27 Juli 2009 1 September 2010
  • S3 Paris-Sorbonne University (Paris I)
  • S2 Paris-Sorbonne University (Paris I)
  • S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sumber utama: http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Gubernur_Bank_Indonesia

Rabu, 01 Februari 2012

Lulus S1/S2/S3 musti bikin paper di jurnal


Teks pengumuman dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kepada Yth
Rektor/ Ketua / Direktur
PTN/PTS Seluruh Indonesia
di Tempat

Sebagaimana kita ketahui bahwa pada saat sekarang ini jumlah karya ilmiah dari Perguruan Tinggi Indonesia secara total masih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia, hanya sekitar sepertujuh. Hal ini menjadi tantangan kita bersama untuk meningkatkannya. Sehubungan dengan itu terhitung mulai kelulusan setelah Agustus 2012 diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
1 ) Untuk lulus program Sarjana harus menghasilkan makalah  yang terbit pada jurnal ilmiah
2 ) Untuk lulus program Magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional diutamakan yang terakreditasi Dikti
3 ) Untuk lulus program S3 harus telaht menghasilkan makalah yang diterima untuk terbit pada jurnal Internasional
Demikian, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih

Direktur Jenderal
Djoko Santoso
NIP 195309091978031003

Dokumennya silahkan diunggah di alamat berikut:
http://dikti.go.id/attachments/article/2670/Surat%20Publikasi%20Karya%20Ilmiah.pdf

Analisa sederhana dari saya:

Melihat ini, nampaknya bakal ada beberapa hal yang terjadi:

  • Dalam 1 tahun ada sekitar 600 ribu mahasiswa yang lulus per tahun. Artinya ini bisnis besar. Ada peluang bisnis membikin jurnal ilmiah skala nasional/internasional untuk menerima 600 ribuan paper yang disubmit setiap tahun oleh seluruh mahasiswa S1/S2/S3 se-Indonesia raya.
  • Ada lowongan pekerjaan jadi staff paper reviewer untuk menilai paper yang masuk
  • Jasa pembuatan paper bagi mahasiswa yang pengen lulus tapi nggak bisa bikin paper.
  • Kalau ada kelambatan dalam pembuatan dan penerimaan paper, kelulusan mahasiswa bakal jadi lambat  
Mari kita tunggu, ini hoax atau betulan.

Update: sudah ada berita resmi dan tanggapan dari bapak Dirjen ybs: