Sabtu, 13 Maret 2021

Masalah Kendaraan Listrik

Tesla 3

 

 Green Technology (GreenTech) pada umumnya memiliki keuntungan yang kecil dibandingkan teknologi yang tidak 'green'. Hal ini menyebabkan kebanyakan orang tidak peduli dengan green movement.
Mahalnya Green Technology ini antara lain karena biaya Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dan juga proses produksi yang 'green' lebih mahal karena harus mempertimbangkan betul berbagai hal. Jadi kalau ada pengusaha yang mengatakan akan menggunakan green tech namun juga menyatakan profit yang besar, maka pasti ada sesuatu di balik hal tersebut.

Sebagai contoh adalah EV (Electronic Vehicle) atau Kenlis (Kendaraan Listrik). Isu besar pada EV adalah sampah baterai bekas yang sangat beracun untuk lingkungan. Ongkos untuk menangani limbah baterai pasti sangat mahal. Proses daur ulang baterai ada, namun sejauh ini tidak ekonomis. Jadi kalau ada produsen EV yang promosi tentang ramah lingkungan, maka perlu dilihat apakah dia menyediakan proses amdal dari awal, dan sampai di akhir adalah proses limbahnya juga bagus. Jika tidak ada hal-hal tersebut, maka sangat mungkin EV tersebut malah akan merusak lingkungan.

Bagaimana dengan isu bahan bakar hidrogen?

Mesin berbasis hidrogen saat ini tidak ada, yg ada adalah fuel cell yang menggunakan baterai. Produksi hidrogen untuk fuel cell ini perlu elektrolisis, yang perlu listrik cukup banyak. Jadi prinsipnya tidak beda dengan menggunakan baterai biasa.

Perlu dipikirkan pembuatan pembangkitan energi yang ramah lingkungan, misal pembangkit listrik tenaga angin, solar cell, hydro elektrik dan sebagainya. Jangan hanya fokus saja si bagian penambangan bahan baterai.

Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar