Sabtu, 10 Januari 2015

Antara Aqidah (Keyakinan Islam) dan Ilmu Filsafat

Abstrak
Dalam tulisan pendek ini saya membahas tentang hubungan antara filsafat dan agama Islam secara ringkas. Ada filsafat yang bertentangan dengan agama Islam dan ada juga yang tidak bertentangan.
Ilmu Filsafat
Definisi filsafat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1 fil.sa.fat 1 n pengetahuan dan penyelidikan dng akal budi mengenai hakikat segala yg ada, sebab, asal, dan hukumnya ; 2 n teori yg mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan ; 3 n ilmu yg ber-intikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi ; 4 n fal-safah
Dalam prakteknya ada banyak cabang ilmu filsafat, di antaranya yang banyak bersinggungan dengan agama Islam adalah filsafat dari kelompok pemikiran Aristoteles yang dikenal juga sebagai Peripatetic School. Pada filsafat Aristoteles ini, sumber kebenaran adalah dari pemikiran manusia. Filsafat Aristoteles ini pada awalnya berkembang di Yunani, namun hilang di Eropa ketika Eropa masuk ke zaman kegelapan. Filsafat ini justru berkembang di negara kaum muslim, dan akhirnya diserap kembali di Eropa pada zaman Renaissance.

Selain filsafat Aristoteles, ada juga filsafat yang mendasarkan diri pada pengalaman / empirik, disebut juga Empirisme. Pada filsafat empirisme ini yang dianggap sebagai kebenaran hanyalah hal-hal yang diambil dari pengalaman manusia. Pada akhirnya Empirisme ini berkembang menjadi ilmu sains modern. Filsafat ini tidak mengenal adanya kebenaran mutlak, karena semua teori di dalamnya dibuat berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi. Jika pada suatu saat ditemukan fakta yang bertentangan dengan teori yang ada, maka otomatis teori tersebut gugur dan digantikan dengan teori baru.

Filsafat Dan Agama Islam

Agama Islam mendasarkan kebenaran pada wahyu (Al Quran dan Al Hadis) yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Semua hal yang tercakup di situ adalah kebenaran mutlak. Dengan demikian Agama Islam bertentangan dengan paham Filsafat Aristoteles / Peripatetic School, karena faham filsafat ini mendasarkan kebenaran semata-mata berdasarkan hasil pemikiran manusia. Pada saat ini kehidupan manusia terutama di Barat banyak dipengaruhi oleh filsafat Aristoteles, sehingga tidak heran jika timbul perbedaan paham antara Islam dengan paham Barat.

Ilmu sains modern yang berdasarkan Empirisme hanya bergerak di ranah hukum alam yang kelihatan, dan tidak pernah bergerak masuk ke arah kebenaran hakiki / kebenaran mutlak. Jadi sebenarnya potensi pertentangan antara Agama Islam dengan sains modern cukup kecil, selama kita menyadari bahwa sains modern tidak pernah menyatakan suatu kebenaran mutlak. Sebagai contoh dulu orang berpendapat bahwa benda yang berat jatuh lebih cepat, namun kemudian teori ini dibuktikan keliru oleh Galileo Galilei. Kemudian Isaac Newton merumuskan teori gravitasi, namun kemudian Einstein menemukan teori tentang gravitasi yang lebih tepat daripada teori gravitasi Newton. Demikianlah yang terjadi di berbagai bidang ilmu sains, yang ada adalah kumpulan pengetahuan terbaik yang berhasil ditemukan sejauh ini, bukanlah suatu kebenaran yang mutlak. Ilmu sains seperti ini dibenarkan oleh Rasulullah SAW, karena dalam zaman Rasulullah pernah terjadi para sahabat melakukan inovasi teknologi (penyerbukan kurma) dan hal tersebut dibiarkan oleh Rasulullah SAW.

Pada waktu filsafat Aristoteles masuk ke para cendekiawan muslim, ada juga orang-orang Islam yang sampai terpengaruh keyakinannya sampai membenarkan kaidah filsafat tersebut dalam merumuskan kebenaran. Pada akhirnya timbullah suatu keyakinan yang merupakan campuran antara agama Islam dan filsafat Aristoteles, yaitu Akidah Muktazilah. Akidah Muktazilah ini adalah akidah yang sesat dan bertentangan dengan akidah Islam yang murni. Sebagai respon, akhirnya pada kurun ke-3 Hijriah muncullah seorang mujaddid (pembaharu) yaitu Imam Abu Hasan Al Asy'ari yang menyelamatkan akidah umat Islam dengan ilmu sifat-20 nya yang terkenal. Beliau merumuskan point-point akidah Islam yang penting untuk menolak akidah Muktazilah. Pada hari ini ilmu akidah sifat-20 sangat populer di kalangan Islam Sunni (Ahlusunnah wal jemaah) seperti di pesantren-pesantren Nadhlatul Ulama (NU) para tarekat Sufi, sedangkan akidah Muktazilah yang menyimpang tersebut masih ada juga dalam berbagai bentuk misalnya kaum Islam Liberal.

Perbandingan Ringkas

Nama Aqidah Peranan Wahyu Peranan Akal
Islam Ahlusunnah Wal Jemaah Sumber kebenaran Untuk memahami wahyu dan menurunkan hukum berdasasrkan wahyu. Tidak boleh bertentangan dengan wahyu.
Filsafat Aristoteles tidak dipakai Sumber kebenaran mutlak
Muktazilah Dipakai untuk konfirmasi hasil pemikiran Sumber kebenaran mutlak
Sains Modern tidak dipakai Merumuskan kebenaran relatif berdasarkan pengamatan fisik

Kesimpulan
  • Sumber kebenaran agama Islam adalah wahyu
  • Sumber kebenaran filsafat Aristoteles adalah pemikiran
  • Sains modern hanya membahas kebenaran relatif, tidak membahas kebenaran mutlak.
  • Filsafat Aristoteles / Peripatetic School bertentangan dengan Agama Islam
  • Ilmu sains modern tidak bertentangan dengan Agama Islam selama tidak masuk ke ranah kebenaran yang sudah ditetapkan dalam agama Islam
  • Ilmu Filsafat sempat masuk ke agama Islam dan menimbulkan adanya aqidah Muktazilah yang sesat.
  • Pemikiran Filsafat Aristotels masih meracuni pemikiran Islam dalam berbagai bentuk, di antaranya Islam Liberal
Referensi
Berikut beberapa link dari wikipedia mengenai filsafat Aristoteles. Tentu saja untuk studi lebih jauh mesti dirujuk lagi ke textbook karena tulisan di Wikipedia belum tentu benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar